Kamis, 19 Mei 2011

KARTINI SUKSES BANGUN RESTORAN

     Keberhasilan yang dirangkulnya sekarang berawal dari perpisahannya dengan suaminya. Sejak Kartini diceraikan oleh Bapak dari tiga anaknya, saat itulah kegetiran hidup dialaminya. Untuk menjalani kebutuhan hidup  sehari-harinya    saja, seperti makan dan minum membutuhkan perjuangan untuk mencukupinya, apa lagi untuk biaya transportasi anak-anaknya ke sekolah.
Dan semua kepahitan ini nyaris membuat putri sulungnya  yang sudah duduk di Perguruan Tinggi dan juga putra keduanya yang di bangku Sekolah Menengah Tingkat Atas putus sekolah. Untung saja otak kanan Kartini masih berfungsi baik. Dengan sekuat tenaga dan pikiran Kartini berjuang menghadapi semua rintangan. Akhirnya dari penderitaan yang dialaminya ini membuatnya bisa berhasil membangun sebuah restoran.
     "Ini adalah amanah dan pertolongan dari Allah SWT padaku" begitu bisiknya di hati.
Usaha restorannya ini diawali dengan modal seratus ribu rupiah. Dengan modal yang sangat minim ini dia membuka makanan siap saji di depan teras rumahnya dengan menu perdananya, sayur asem, perkedel jagung dan ikan asin sambel pedas. Ternyata menu awal yang disajikan ini membuat para pelanggannya yang juga tetangga kompleks tempat tinggalnya sangat menyukainya, bahkan sampai ketagihan.
     Makanan lesehan Kartini semakin maju pesat, bagai jamur dimusim hujan, begitulah mungkin istilahnya, sebab bukan hanya tetangganya yang mendoyaninya, di luar komleks tempat tinggalnya pun sudah menyukainya. Belum harganya murah, rasanya enak, sehat lagi. Itulah julukan yang diberikan para pelanggannya untuk menu makanan Kartini.
    Integritas yang diberikan langganannya terhadap usahanya ini harus dijaga ketat.Dia harus serius dalam mengelola usahanya tanpa harus meninggalkan tugas dan kewajibannya sebagai abdi negara juga sebagai ibu dari tiga orang anak. Semua dilaluinya dengan penuh keikhlasan dan tidak mengenal lelah.
     Dalam menjalankan ketiga tanggung jawab tersebut, semua tidak terlepas dan kerja sama ketiga anaknya.
     Ada pun kegiatan Kartini sebagai pengusaha makanan siap saji, dimulai pada pukul empat subuh, setelah melaksanakan kewajibannya sebagai ummat Islam, shalat subuh, Kartini mulai mengolah masakannya dibantu ketiga putra-putrinya. Mereka membantu tanpa berkeluh kesah.
     Setelah masakan  selesai dibuat dan disajikan di tempat penjualan, Kartini pun mulai mempersiapkan diri untuk ke tempat kerja. Tepat pukul enam pagi Kartini berangkat ke kantor. Sementara yang menunggui jualan,  anak sulungnya, sebab si sulung kuliah pada jam dua setelah adik-adiknya pulang dari sekolah. Secara tak langsung tugas menjagan dagangan diambil alih oleh adiknya.
     Kartini sudah melatih anak-anaknya dalam melakukan semua ini, sementara anak-anaknya menerima dengan penuh semangat.                                                                                         
     Sepulang dari kerja Kartini mampir dulu ke pasar untuk berbelanja bahan yang akan disajikan besok. Begitulah kegiatan Kartini setiap harinya.
     Sekarang ini warung siap saji Kartini telah berubah menjadi restoran yang menyediakan berbagai macam makanan, mulai dari makanan tradisional hingga makanan  manca negara.
     Kartini bahagia, namun yang lebih membahagiakannya, anak sulungnya sebentar lagi menyelesaikan studinya di Fakultas Ekonomi, berarti dia telah melahirkan seorang sarjana. Dan anak keduanya telah menduduki bangku Perguruan Tinggi, sementara anak bungsunya pada bulan Mei mendatang akan mengikuti UNAS di salah satu Sekolah Dasar Negri di kota tempat tinggalnya.
     “Terima kasih ya Allah…dengan reski dan rakhmat-MU yang Kau berikan padaku. Semoga bungsuku berhasil dalam ujiannya nanti”, begitulah doanya disetiap selesai shalatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar